Abd Gafur
KELOMPOK MANUSIA BERDASARKAN PRIORITAS HIDUP

Kelompok sibuk pengisi waktu yaitu kelompok yang melakukan kegiatan sepele dan tidak penting yang menghabiskan waktu. Mereka tidak mempunyai tujuan jangka panjang, tidak tahu akan melangkah kemana karena dalam pikiran mereka, merka sufah mencapai tujuan hidup tetapi mereka sebenarnya hanya jalan ditempat. Kelompok pertengahan yaitu kelompok yang akan merasa puas setelah menyelesaikan permasalahan yang ada, mereka hanya akan berbuat jika ada masalah yang menghadang. Mereka tidak punya inisiatif dan visi. Kelompok pencapai tujuan yaitu kelompok yang sudah memilki tujuan jelas karena langkah yang dijalani merupakan pengejawantahan dari visinya. Target jangka panjangnya telah di pecah menjadi tujuan jangla pendek.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Ada beberapa hal harus diperhatikan oleh seorang peminpin terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya :

  1. Menjadi public figure dan tauladan di daerah yang di pimpinnya
  2. Membangkitkan loyalitas organisasi.
  3. Pengambil kebijakan-kebijakan vital yang menyangkut kelangsungan arah gerak organisasi.
  4. Perintis dan pelopor.
  5. Tumpuan penyelesaian masalah baik di dalam atau luar organisasi
  6. Perumus visi dan misi organisasi

SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN

  1. Kredibel (dapat dipercaya), mempunyai kapabilitas (cakap) dan berintegritas
  2. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai
  3. Haus akan prestasi dalam pekerjaannya.
  4. Cerdas. Jujur, Tegas
  5. Memilki kepercayaan diri
  6. Memilki pola pikir intelek dan profesional
  7. Berjiwa sosial
  8. Tanggap terhadap setiap permasalahan yang ada

Disamping itu ada persyaratan pendukung yang lain, yaitu :

Ø Penampilan

Ø Kesehatan

Ø Integritas Pribadi

Ø Retorika yang matang

Persyaratan di atas akan lebih kuat lagi, apabila pemimpin itu memilki legitimasi yang berupa:

Ø Konstitusi

Ø Politik

Ø Intelektual

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

  1. OTOKRATIS

Ø Organisasi dianggap milik pribadi

Ø Tidak mau menerima kritik dan saran

Ø Menjadikan bawahannya hanya sebagai alat semata

Ø Bergantung pada kekuasaan formalnya

Ø Selalu menggunakan pendekatan dan tindakan yang mengandung unsur paksaan

  1. MILITERISTIK

Ø Cenderung untuk selalu memerintah bawahan

Ø Selalu mengandalkan pangkat dan jabatannya

Ø Senang pada formalitas yang berlebihan

Ø Selalu menuntut disiplin yang tinggi

Ø Cenderung kaku, dan sukar menerima kritik dan saran

  1. DEMOKRATIK

Ø Lebih mengutamakan musyawarah unutk mufakat

Ø Memberikan peluang yang besar terhadap bawahannya agar lebih sukses darinya

Ø Lebih mendahulukan kepentingan bersama dan organisasi

Ø Berusaha mengembangkan kapasitas dirinya sebgai leader.

  1. KHARISMATIK

Tipe pemimpin ini memiliki daya tarik yang luar biasa dan datang dengan sendirinya. Sehingga terkadang bawahannya tidak tahu mengapa memilih dia dan mengikutinya. Pemimipin yang karismatik biasanya sangat dekat di hati bawahannnya karena memilki suatu kharisma tersendiri.

ETIKA KEPEMIMPINAN

Etika kepemimipinan mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin guna tetap menjaga integritas organisasi yang dipimpinnnya dan dalam rangka mencapai visi dan misinya. Etika kepemimpinan hendaknya mengacu pada :

Ø Kebenaran

Ø Bertanggung Jawab

Ø Motivator

Ø Kecerdasan

PEMIMPIN TANGGUH

Ø Mampu berinteraksi dan berkomonikasi

Ø Pandai membaca situasi

Ø Memahami masalah

Ø Memahami karakteristik individu

Ø Dapat diterima lingkungan

HAL PENTING DALAM BERINTERAKSI DENGAN SESAMA

Ø Menjadi pendengar yang baik (masukan maupun keluhan bawahan)

Ø Memberi perhatian

Ø Jangan menyakiti hati orang lain

Ø Tidak memilki rasa takut

Ø Memiliki strategi dalam berinteraksi

Tangga Kepemimpinan

  1. Pemimpin yang di cintai
  2. Pemimpin yang dipercaya
  3. Pembimbing
  4. Pemimpin yang berkepriadian
  5. Pemimpin yang abadi


Abd Gafur

Sewindu sudah roda Reformasi mulai di dengungkan dan pendobrakan orde telah berlalu tetapi Indonesia belum menuju perubahan yang berarti. Banyak pihak menekankan pentingnya reformasi, tetapi sedikit yang berfikir apa itu reformasi. Secara harfiah reformasi berarti kembali ke formasi. Kembali ke formasi yang mana? Tawaran yang telah menelan kemapanan sebuah orde yang berjuang atas nama orde baru dengan segudang kelemahan dan tidak sedikit pula keberhasilan yang diraihnya. Apakah reformasi mampu mengembalikan Indonesia ke formasi? Kembali ke formasi yang mana? Dari 1945 sampai 1998 belum ada formasi yang Ideal untuk INDONESIA bukan? Lalu kembali ke formasi yang mana? Kenapa kita tidak membuat formasi baru untuk INDONESIA BARU.


Reformasi yang di dengungkan [1998] bukan barang murahan karena lahirnya butuh korban baik materi maupun imateri. Orde yang disebut dengan orde reformasi secara jelas lahir 1998 [meskipun reformasi sendiri tidak pernah jelas dan tidak pernah menjelaskan diri] dan mahasiswa sebagai icon pembawa bendera reformasi. Mahasiswa yang menjadi tumbal sebuah pendombrakan, hanya sedikit yang kenal, hanya sedikit yang menghargai, hanya sedikit yang mengingat atau apalah sebutan mereka. Yang pasti mereka menjadi komoditas berita usang yang sesekali diangkat kembali untuk mengisi acara berita dan menggugah bobok siang kita. Pengorbanan besar mereka tak mampu membangkitkan tidur panjang bangsa INDONESIA. Karena mereka yang telah bangkit dan berlari telah kembali ke kubur, sehingga kita hanya bisa melihat batu nisannya. Apakah kita mesti tidur panjang?

Dengan adanya peristiwa itu maka menjamurlah organisasi-organisasi mahasiswa diluar organisasi yang ada di kampus. Organisasi mahasiswa luar kampus biasa disebut dengan organisasi ektra kampus. Organisasi yang lahir sejak 1998 maupun organisasi mahasiswa yang sejak lama ada kembali mengacungkan dan mengepalkan tangannya. Merambah dunia kampus membuat isu-isu ini itu. Memecah belah INDONESIA yang sesungguhnya memang berbeda-beda adanya. Bukankah putra-putri INDONESIA telah mengikrarkan satu INDONESIA?


Organisasi ekstra kampus yang nota bene beranggotakan mahasiswa berdiri dengan berbagai latar belakang dan misi yang bermacam-macam. Masing-masing organisasi ekstra tersebut mempunyai tujuan dan langkah dan program kerja yang berbeda-beda. Selain itu kepentingan anggota organisasi yang berbeda-beda menambah semaraknya perbedaan di negeri yang penuh dengan perbedaan ini.

Organisasi ektra kampus yang begitu banyak dan berbeda dengan latar belakang membuat mahasiswa yang ingin menjadi anggota suatu organisasi mahasiswa ekstra kampus bingung. Perbedaan organisasi tersebut membuat mahasiswa terkotak-kotak baik dalam pergaulan, pemikiran dan berbagai dalih yang lahir akibat pendidikan atau jargon yang di doktrinkan organisasi tertentu terhadap anggotanya.


Organisasi ektra kampus kebanyakan mengusung kepentingan-kepentingan suatu golongan, ideologi, ajaran agama bahkan organisasi ekstra kampus merupakan tangan panjang dari partai politik tertentu. Kebanyakan beban yang mereka usung merupakan barang impor. Ada yang suka impor dari negeri dongeng, ada yang impor dari negeri tandus, ada yang impor dari negeri glamour, ada yang impor dari utara, ada yang impor dari negeri tirai bambu, ada yang impor dari negeri selatan, ada yang impor negeri kura-kura ada juga yang masih bingung cara impor atau apa yang mau diimpor. Ada juga yang berkata “emang gue pikirin”? Ada juga yang menganggap “aku berpikir maka aku ada”?! Ada juga yang katanya mengimpor dari langit?! Kepentingan yang kadang tidak penting.


Dengan adanya berbagai perbedaan kepentingan, visi misi dan tujuan organisasi yang berbeda-beda maka tidak heran sering terjadi pertarungan kepentingan bahkan pertarungan fisik sering dilakoni juga. Kenapa ini mesti terus terjadi? Kenapa kita mengantikan Tuhan dengan dalih pembela Tuhan, apakah Tuhan perlu dibela? Kenapa kita berteriak lantang hingga memekikkan telinga “Diam!!!”. Hingga orang yang berbicara santun dan sopan itu takut hingga mereka tak berani lagi berkata. Kenapa kita memenjarakan kebebasan orang lain meskipun Tuhan menciptakan mereka dalam kebebasan bahkan Tuhan memberi kesempatan kepada mereka.


Setelah era pendobrakan 1998 organisasi mahasiswa seperti orang mabuk yang linglung, teriak-teriak, sempoyongan, mengigau, melotot, terpejam, diam bahkan ada yang tersungkur dicomberan. Pemerintahan orde baru sudah ambruk, setelah ambruk teriakkan reformasi yang sampai sekarang belum jelas kemana kita harus kembali? Kenapa kita tidak membuat organisasi mahasiswa yang memperjuangkan INDONESIA. INDONESIA sudah penuh dengan perbedaan hingga dicatat di pita lambang negara “Bhineka Tunggal Ika” jadi kenapa kita masih membuat perbedaan perbedaan lagi. Mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda dengan segala perbedaan yang dibawa. Kenapa kita masih memecah belah demi kepentingan segelintir orang dan idealisme tertentu. Kenapa kita tidak mensyukuri keberadaan kita, memperkenalkan daerah kita, budaya daerah kita dan berbagai hal yang nota bene berbeda-beda sehingga kita saling mengenal dan semakin memahami INDONESIA.


INDONESIA merupakan bagian penting kampoeng kita, mau tidak mau itulah yang telah, sedang atau akan kita rasakan di era globalisasi dunia. Apakah kita rela menjadi gelandangan di negeri sendiri? Kita lupa dengan tanah air INDONESIA, malu dengan budaya INDONESIA, gengsi dengan bahasa INDONESIA, dan semua yang berbau INDONESIA.

Sudah saatnya kita menjadi mahasiswa INDONESIA.

Abd Gafur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gerakan mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan yang ditandai dengan tumbangnya Orde Baru dengan ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998.

Gerakan ini diawali dengan terjadinya krisis moneter di pertengahan tahun 1997. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat.

Gedung wakil rakyat, yaitu Gedung DPR/MPR dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto. Organ mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain adalah FKSMJ dan Forum Kota karena mempelopori pendudukan gedung DPR/MPR.

Perjuangan mahasiswa menuntut lengsernya sang Presiden tercapai, tapi perjuangan ini harus melalui tragedi Trisakti dan tragedi semanggi dengan gugurnya beberapa mahasiswa akibat bentrokan dengan aparat militer bersenjata.